SYU'AIB
Dari dua puluh lima nabi dan rasul yang diutus Allah Swt., ada empat orang yang berasal dari bangsa Arab. Salah satunya adalah Nabi Syu'aib a.s. Tiga lainnya adalah Nabi Hud a.s., Nabi Saleh a.s., dan Nabi Muhammad Saw. Syu'aib masih keturunan Nabi Luth, karena ibunya adalah putri dari Nabi Luth. Syu'aib diutus Allah Swt. menjadi nabi dan rasul kepada penduduk negeri Madyan (Q.7:85). Ia mengajak kaumnya untuk bertakwa kepada Allah Swt. dan menaati nasihatnya (Q.26:178-179). Namun kaum Madyan menolak ajakan Syu'aib, bahkan mencemoohkannya. Akhirnya Allah Swt. menurunkan azab-Nya kepada kaum Madyan sebagai balasan kekufuran mereka. Al-Qur'an menyebutkan nama Nabi Syu'aib sebanyak 10 kali dan menceritakan kisahnya dalam surah al-A'raf, surah Hud, dan surah asy- Syu'ara'.
DAKWAH
Allah Swt. mengutus Nabi Syu'aib kepada kaum Madyan. Syu'aib bertugas meluruskan kekufuran dan keingkaran mereka. Ia mengajak kaumnya bertakwa, meminta ampun dan tobat kepada Allah Swt. (Q.11:90). Dakwahnya tak pernah berhenti walaupun mata hati kaumnya tetap tertutup. Syu'aib bahkan mengingatkan bahwa siksaan Allah Swt. akan turun jika mereka tidak mengikuti dakwahnya.
MADYAN
Madyan termasuk negeri Arab. Penduduknya pun berasal dari suku Arab. Mereka tinggal di Ma'an, suatu daerah di perbatasan Syam (Suriah). Kaum Madyan bekerja sebagai petani. Mereka dikaruniai tanah yang subur oleh Allah Swt. sehingga mereka bisa bercocok tanam. Karena kesuburan tanahnya itu, kekayaan mereka pun melimpah dari hasil pertanian. Tapi mereka tetap tidak mensyukuri nikmat Allah Swt. tersebut.
AIKAH
Penduduk Madyan sudah lama melupakan ajaran para nabi. Mereka tidak menyembah Allah Swt., melainkan menyembah Aikah, sebidang tanah yang ditumbuhi sejumlah pohon. Kehidupan kaum Madyan yang bergantung pada pertanian dan perkebunan membuat mereka merasa dekat dengan tanah tersebut. Mereka menganggap tanah itu dapat mendatangkan kekayaan dan kemakmuran bagi mereka sehingga mereka lalu meminta pertolongan dan menyembahnya.
BERLAKU CURANG
Selain bertani, penduduk Madyan juga berdagang. Namun dalam melakukan transaksi perdagangan, mereka sering berbuat tidak jujur dan saling menipu. Takaran dan timbangan dagang mereka curangi (Q.11:84-85). Apabila membeli, mereka menggunakan alat ukur yang besar, dan jika menjual, mereka menggunakan alat ukur yang kecil.
AZAB ALLAH SWT.
Allah Swt. mendatangkan azab- Nya kepada kaum Madyan berupa udara panas. Karena udara sangat panas, mereka merasa haus sepanjang hari sekalipun telah banyak minum. Kekeringan juga menimpa tanah pertanian mereka. Azab itu sungguh menyengsarakan kaum Madyan. Tiba-tiba awan hitam datang menutupi negeri Madyan. Para penduduk mengira akan turun hujan. Mereka gembira dan berkumpul di bawah awan hitam. Namun tiba-tiba petir menyambar mereka dan gempa bumi menggoncang negeri Madyan. Kaum Madyan pun binasa.
(sumber: Ensiklopedi Islam untuk Pelajar - no.5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar